buahmasak tidak panen (buah tinggal), (b) buah mentah terpanen, (c) buah restan, dan (d) brondolan tidak dikutip (piringan, ketiak pelepah dan pasar pikul dan TPH). a. Losses buah matang Kehilangan buah atau tandan buah segar (TBS) disebabkan dari resiko panen pada kegiatan pemanenan kelapa sawit. Kualitas
Pemahamandasar dan mekanisme penetapan harga harga tandan buah sawit kaltara PENURUNAN DOBI AKIBAT OKSIDASI, BUAH LAYU MEMILIKI NILAI DOBI RENDAH PENGUTIPAN BRONDOLAN DARI PIRINGAN MENERAPKAN HARGA TBS YANG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH UNTUK MENGHINDARKAN PANEN MENTAH
Spekulasiyang berkembang disebabkan karena jatuhnya harga minyak mentah dunia yang sudah menyentuh level USD30 per barel," ujar Joko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/1/2016). kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit di TBM (tanaman belum menghasilkan) dan TM (tanaman menghasilkan) hingga pemanenan TBS (tandan buah
KESIMPULAN1. Manajemen panen yang dilakukan pada perkebunan kelapa sawit antara lain sistem panen, taksasi panen, seksi panen, rotasi panen, kriteria matang panen, kebutuhan tenaga kerja, peralatan panen, pelaksanaan panen, transportasi panen, premi panen, dan denda potong buah. 2. Sebelum melakukan panen sawit kita harus menyiapkan tenaga
Untukmendapatkan CPO dan PK yang baik harus diikuti syarat-syarat pemanenan yang baik dan sistem pengolahan yang tepat. Setiap TBS mengandung 60 65% brondolan (fruit), dan setiap brondolan mengandung 54% daging buah (pericarp), 32% cangkang (Shell), dan 14% inti sawit (Bintoro, 1988). Daging buah dan inti merupakan bagian-bagian terpenting
realtimeperkembangan buah sawit mereka. Dari informasi tersebut maka dapat diketahui apakah buah sawit siap panen atau belum. Untuk itu, untuk merealisasikan ide tersebut maka dibuatlah sebuah penelitian dan perancangan yaitu perancangan sistem monitoring warna buah kelapa sawit jarak jauh berbasis inrernet of things.
Paperini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis fenomena kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang hidup di dalam sistem perkebunan kelapa sawit. Penguasaan atas tanah yang awalnya secara adat dan bersifat kolektif serta tidak tertulis kemudian
Apapunyang terjadi, kelapa sawit tetaplah harus dipanen, dan tidak boleh dibiarkan membusuk di pohon. “Ada dampak (buruk) jangka pendek dan jangka panjang apabila buah yang sudah matang dibiarkan di pohon,” kata Eko Zulkifli, Konsultan Perkebunan Sawit, dikutip dari Majalah Sawit Indonesia, Jumat (13/5/2022). Menurut Eko, ada dua dampak
Buahmentah tersebut harus dibawa ke TPH kemudian dibenamkan di dekat TPH - Memastikan semua brondolan dikutip dan dikumpulkan serta dibawa ke TPH. 14.4.2. Pengawasan Panen a. Pemeriksaan terhadap panen meliputi : 1) Kualitas buah
1 Kriteria matang panen Membantu agar memotong buah pada saat yang tepat.kriteria matang panen ditentukan pada saat matang minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas minimal. pada saat ini kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah berondolan. tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah berondolan kurang
OKB86.
Kegiatan Diskusi tematik panen buah mentah Waktu 29 Agustus 2020 Tempat Ruang Meeting Estate BAGE Peserta Budi Siregar AC area 1 Turmudi EM BAGE Rizal Kasie BAGE Joko Susilo Pjs. Asisten BAGE 01 Sugiarto Asisten BAGE 02 Julianto Pjs. Asisten BAGE 03 Anggi Gunawan Asisten BAGE 04 David Randa K Asisten BDME 01 Miftahul Rahmat Nst Asisten GMKE 03 Eko W Asisten BDME 02 Dasar dilakukannya diskusi ini adalah beberapa hari sebelumny 4 divisi secara massive mengirimkan TBS mentah ke pabrik GMKM Divisi 3 GMKE, Divisi 1 BDME, Divisi 2 BDME dan Divisi 4 BAGE. Berikut dokumentasinya BDME Divisi 1 TBS Mentah 26 Janjang BAGE Divisi 4 TBS Mentah 24 Janjang BDME Divisi 2 Mentah 44 Janjang BGA Group merupakan perusahaan kelapa sawit penghasil CPO dan KPO. Sehingga produk utama yang dijual berupa CPO/KPO sebagai roda penggerak pemasukan/keuntungan perusahaan. Besarnya produksi CPO salah satunya ditentukan oleh bahan baku olah berupa TBS kelapa sawit yang memiliki kwalitas dan tingkat kematangan di pokok baik. Dan salah satu penyebab produksi CPO turun adalah bahan baku atau buah yang dipanen masih mentah. Sehingga TBS kelapa sawit yang dipanen menghasilkan kandungan minyak yang sedikit atau bahkan tidak memiliki kadungan minyak sama sekali. Adapun beberapa kerugian panen buah kelapa sawit mentah adalah sebagai berikut Merusak mental pemanen Jika panen buah mentah dilakukan maka akan merusak mental dari tenaga panen yaitu tidak pahamnya pemanen dalam mengikuti aturan panen yang sesuai dengan aturan. Merusak pokok tanaman Panen buah mentah merupakan kegiatan panen buah yang belum saatnya untuk dipanen. Sehingga jika hal tersebut terjadi maka pokok akan mengalami stres yang berakibat pada banyak munculnya bunga jantan, sehinga produksi janjang berikutnya akan mengalami penurunan. BJR berat janjang rata-rata rendah Berat janjang rata-rata akan mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena buah belum saatnya panen dan proses pembentukan dan pembesaran buah masih terjadi. Sehingga hal tersebut berakibat pada tonase produksi kebun yang mengalami penurunan di karenakan BJR turun. Kandungan minyak sangat rendah Buah yang di panen dalam keadaan mentah memiliki kandungan minyak yang sedikit atau bahkan tidak memiliki kandungan minyak sama sekali. Hal ini sangatlah merugikan perusahaan, karena perusahaan mendapatkan pemasukan penghasilan dari hasil minyak yang dihasilkan. Perusahaan sudah mengeluarkan biaya perawatan yang tinggi demi mendapatkan buah yang nantinya memiliki kwalitas dan kandungan minyak yang tinggi. Namun jika dipanen dalam keadaan mentah maka perusahaan akan rugi berlipat lipat, baik telah berkorban mengeluarkan biaya perawatan, biaya panen, biaya angkut dan biaya olah. Namun setelah dipanen tidak menghasilkan minyak sama sekali. Mempercepat kerusakan mesin di PKS Diskusi Tematik Buah mentah Buah mentah kerap kali mempercepat keausan atau bahkan kerusakan pada mesin mesin di pabrik pengolahan kelapa sawit. Hal ini terjadi karena fisik dari buah mentah tidak normal seperti buah pada umumnya. Ketika mesin PKS cepat mengalami kerusakan maka kerugian bertambah karena biaya perawatan dan perbaikan PKS yang tinggi. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa panen buah mentah sangatlah merugikan bagi perusahaan. Sehingga sangat berdosa bagi kita jika melakukan kegiatan panen buah mentah karena termasuk kegiatan sabotase ke perusahaan. Adapun cara antisipasi agar tidak terjadi panen buah mentah antara lain Melakukan simulasi dan edukasi ke seluruh karyawan panen dan supervisi untuk panen MRS-5 dan tidak ada panen mentah. Melakukan pengecekan dan pengawalan hasil panen serta lakukan sanksi dan denda bagi karyawan yang masih melanggar dan memanen buah mentah. Melakukan perbaikan mitigasi pencurian di blok, baik perbaikan portal, pembuatan parit, serta pengaturan sistem patroli yang baik. Sehingga tidak ada lagi alasan panen buah mentah karena takut buah didahului panen oleh pencuri. Demikian disampaikan, mohon diskusinya. Terimakasih. About Latest Posts Alumni Kampus INSTIPER Yogyakarta angkatan tahun 2012, Saat ini bekerja di perkebunan kelapa sawit BGA group berposisi sebagai asisten agronomi di BAGE divisi 02.
29 April 2021 K Andy. H. Nst Gambar Oleh Sortasi buah kelapa sawit, atau sering disebut Grading adalah proses memisahkan buah-buah kelapa sawit dan memberikan klasifikasi buah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dengan skala grading. Sortasi, artinya memisahkan TBS kelapa sawit dari pengotor seperti ranting, pasir, tandan kosong empty bunch, sedangkan Grading berasal dari kata grade / memberi klasifikasi yang artinya menentukan tingkat kematangan TBS kelapa sawit. Skala grading ditentukan berdasarkan tingkat kematangan, yaitu buah matang penuh, setengah matang, dan buah mentah, sekaligus memisahkan buah layak dan tidak layak. Saat grading dilakukan, karyawan sortasi grader ditugaskan untuk menilai dan mendokumentasikan tingkat kelayakan buah kelapa sawit. Nantinya TBS yang telah disortasi dan grading akan maju ke tahap selanjutnya yaitu masuk ke stasiun sterilisasi perebusan di pabrik kelapa sawit. Daftar isi Dimana Sortasi dan Grading dilakukan? Manfaat Sortasi dan Grading Kriteria Sortasi dan Grading Alat Yang Digunakan Untuk Sortasi Penutup Dimana Sortasi dan Grading dilakukan? Lokasi Sortasi dan Grading Proses sortasi buah kelapa sawit dilakukan di tempat pengumpulan hasil TPH atau bisa juga dilakukan di peron tempat buah kelapa sawit dikumpulkan. Lokasi ini bisa dilakukan Di TPH atau peron perkebunan – sebelum buah menuju pabrik Di peron pabrik – setelah buah tiba di pabrik Apakah sortasi dan grading perlu dilakukan 2 kali? Relatif, tergantung kebijakan masing-masing. Perusahaan yang memiliki perkebunan sendiri biasanya menerapkan sortasi di perkebunan, lalu grading di pabrik. Ada yang menerapkan keduanya dilakukan sekaligus, yaitu saat buah masuk ke pabrik saja saat memasuki loading ramp Loading Ramp Biasanya dilihat dari efektifitasnya, karena sortasi akan memperlambat waktu pemrosesan buah yang memengaruhi kesegaran buah. Sedangkan buah kelapa sawit yang non perusahaan kebun rakyat dilakukan proses sortasi dan grading sekaligus saat TBS masuk ke peron pabrik kelapa sawit oleh karyawan sortasi grader pabrik tersebut. Manfaat Sortasi dan Grading TBS sawit yang telah melewati proses sortasi dan grading Tingkat kematangan atau kemasakan buah merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas buah. Kematangan maturity dan kemasakan ripeness secara istilah merupakan hal yang berbeda. Buah-buahan yang dikomsumsi masyarakat seperti buah tropis sering sudah dewasa mature-matang ketika dipetik namun belum masak ripe. Buah akan masak setelah menjalani proses penyimpangan kemudian akan rusak atau busuk. Indeks kematangan dapat berupa kekerasan, warna, dan ukuran. Besaran ini sering dipakai konsumen untuk menentukan kualitas buah. Kriteria sortasi TBS kelapa sawit Penyebab kualitas CPO rendah Industri kelapa sawit merupakan salah satu komoditi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Namun, industri kelapa sawit Indonesia menghadapi berbagai permasalahan salah satunya adalah kualitas CPO yang rendah. Secara otomatis ini menurunkan harga CPO menjadi lebih rendah. Salah satu penyebab kualitas CPO yang rendah adalah besarnya kandungan asam lemak bebas ALB pada CPO, yang mana standarnya adalah dibawah 5%. Kandungan ALB yang tinggi disebabkan karena masuknya tandan buah segar TBS kelapa Sawit yang lewat matang ke dalam proses pengilangan. Tujuan Sortasi dan Grading Memisahkan pengotor buah — Daun, ranting, tanah yang ikut bersama dengan masuknya bahan baku TBS kelapa sawit. Memisahkan buah kosong — Membuang buah buah kosong empty bunch. Memisahkan buah terkontaminasi — Bisa disebabkan buah yang terkontaminasi dengan cairan/minyak. Mengurangi long stalk — Potongan tandan kelapa sawit yang dipotong terlalu panjang. Mengurangi buah abnormal — Buah yang tidak wajar, seperti terkena penyakit, kurang polinasi, dan dimakan hewan rat damage. Memilih buah berkualitas — Memisahkan buah matang mature, masak ripe, lewat matang, dan busuk. Manfaat Sortasi dan Grading Mengetahui kualitas TBS — Memberikan laporan ke kebun estate akan kualitas TBS yang dikirim. Meningkatkan kualitas CPO — Pemrosesan lanjutan buah yang disortasi dengan baik akan menghasilkan CPO berkualitas baik. Mengurangi beban kerja mesin pabrik — Pengotor yang ikut masuk ke dalam mesin akan mengurangi kinerja mesin pabrik. Mengurangi cost biaya pembelian TBS — Meningkatkan efisiensi penggunaan biaya pabrik. Kriteria Sortasi dan Grading Kualifikasi mutu TBS sawit Tingkat kematangan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas TBS kelapa sawit. Kualitas TBS yang terbaik adalah TBS yang mempunyai kandungan minyak tertinggi dan kadar ALB terendah Razali et al, 2012. Tingkat kematangan dapat dibedakan atas beberapa fraksi yang ditentukan berdasarkan jumlah buah yang lepas dan perubahan warna seperti diberikan pada tabel berikut Fraksi Jumlah Brondolan Keterangan 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah 0 1 – 12,5 % buah luar membrondol Mentah 1 12,5 – 25 % buah luar membrondol Kurang matang 2 25 – 50 % buah luar membrondol Matang I 3 50 – 75 % buah luar membrondol Matang II 4 75 – 100 % buah luar membrondol Lewat matang I 5 Buah dalam juga membrondol, ada yang membusuk Lewat matang I Klasifikasi tingkat kematangan buah kelapa sawit berdasarkan jumlah buah yang lepas dan perubahan warna Fauzi et al, 2007 Proses sortasi dan grading TBS dilakukan dengan melihat bentuk, tekstur dan warna dari buah dan membutuhkan grader yang berpengalaman. Alat Yang Digunakan Untuk Sortasi Proses sortasi tandan buah segar TBS di loading ramp dilakukan oleh operator pria. Kegiatan ini berupa menurunkan TBS dari truk, mensortir TBS dan menaikkan TBS mentah ataupun busuk ke truk dengan berat TBS berkisar 20 kg hingga 25 kg dengan menggunakan tojok. Tojok sawit, memiliki bentuk huruf "T", ada juga jenis tojok sawit yang pegangannya berbentuk segitiga Apa itu Tojok? Tojok merupakan sebatang besi berujung tajam dengan pegangan berbentuk T sepanjang 100 cm, diameter batang 2,5 cm dan lebar pegangan 15 cm. Kemudian petugas grader akan mencatat hasil grading TBS pada buku catatan yang telah disiapkan. Penutup Berikut tadi Metode dan Teknik Sortasi TBS di Perkebunan Kelapa Sawit, semoga artikel ini bermanfaat. Akhir kata, terima kasih telah membaca dan jangan lupa bagikan tulisan ini kepada teman / rekan yang membutuhkan. Salam Planters! 🙂